Dalam konteks ini, para pemain seperti Virgil van Dijk dan Mohamed Salah menjadi fondasi utama kesuksesan Liverpool dalam beberapa tahun terakhir. Van Dijk, dengan kepemimpinan dan ketenangannya di lini belakang, menjadi pilar pertahanan yang tak tergantikan. Sementara itu, kontribusi ofensif Salah membuatnya menjadi salah satu pencetak gol utama Eropa, sekaligus mesin penggerak serangan Liverpool. Kedua pemain ini memberikan dampak luar biasa yang tidak hanya terlihat dari statistik, tetapi juga dari pengaruhnya terhadap mentalitas tim secara keseluruhan.
Namun, masa depan setiap pemain di klub tidak selalu pasti. Kontrak mereka menjadi bahan strategis yang harus ditangani dengan hati-hati oleh manajemen. Liverpool dihadapkan pada dilema prioritas—siapa yang harus dipertahankan dengan kontrak jangka panjang terlebih dahulu? Melalui pembaharuan kontrak, klub dapat memastikan stabilitas di skuad serta menghindari risiko kehilangan pemain-pemain kunci secara gratis. Persaingan yang kian ketat di Premier League maupun Liga Champions membuat langkah ini semakin mendesak.
Liverpool juga perlu mempertimbangkan faktor ekonomi. Pengeluaran besar untuk memperpanjang kontrak harus diseimbangkan dengan keuntungan yang mereka hasilkan dari kontribusi pemain di dalam dan luar lapangan. Keputusan ini akan mencerminkan visi strategis jangka panjang klub terkait kelangsungan kesuksesan mereka.
Virgil van Dijk: Pilar Pertahanan Tak Tergantikan
Virgil van Dijk telah menjadi inti dari lini pertahanan Liverpool sejak kedatangannya pada Januari 2018 dari Southampton. Sebagai bek tengah, ia tidak hanya memberikan kekuatan fisik yang luar biasa tetapi juga ketenangan dan kepemimpinan di lapangan. Di bawah asuhan Jürgen Klopp, Van Dijk berkembang menjadi salah satu bek terbaik di dunia, membantu mengubah Liverpool menjadi tim yang nyaris tak tertandingi di kompetisi domestik maupun Eropa.
Peran Van Dijk dalam kesuksesan Liverpool tidak terbantahkan. Kontribusinya terlihat jelas saat Liverpool memenangkan Liga Champions pada 2019, Liga Premier pada 2020, serta gelar-gelar bergengsi lainnya. Ia terkenal dengan kemampuan membaca permainan, intersepsi yang presisi, dan kekuatan udara yang dominan, baik dalam situasi defensif maupun saat menyerang set-piece. Selain itu, ketenangannya dalam mengontrol bola di bawah tekanan membuatnya menjadi bagian vital dalam sistem permainan Liverpool yang berbasis penguasaan bola.
Adapun statistik mendukung klaim bahwa Van Dijk adalah pemain yang krusial. Ia kerap mencatatkan persentase tekel sukses yang tinggi dan jarang melakukan kesalahan yang merugikan tim. Bahkan, kehadirannya di lapangan memberikan rasa percaya diri kepada rekan-rekannya, termasuk Alisson Becker di posisi penjaga gawang. Ketidakhadirannya karena cedera lutut pada musim 2020/2021 menjadi pukulan telak bagi Liverpool, yang menunjukkan betapa besarnya pengaruh Van Dijk dalam stabilitas tim.
Konsistensi Van Dijk menjadikan Liverpool menjadikannya prioritas dalam hal perpanjangan kontrak. Sebagai pemimpin alami, ia memberikan pengaruh signifikan, tidak hanya di dalam lapangan tetapi juga di ruang ganti. Kehadirannya memastikan tim memiliki fondasi pertahanan yang kokoh selama bertahun-tahun.
Mohamed Salah: Mesin Gol Liverpool yang Konsisten
Sejak kedatangannya di Liverpool pada tahun 2017, Mohamed Salah telah menjadi salah satu pemain paling produktif dalam sejarah klub. Pemain asal Mesir ini dikenal sebagai mesin gol yang konsisten, mampu mencetak gol dalam berbagai situasi penting, baik di kancah domestik maupun kompetisi Eropa. Kemampuannya untuk mencetak gol tetap stabil meski lawan sering kali fokus untuk mematikan pergerakannya di lapangan.
Statistik Salah sangat mencolok. Selama beberapa musim terakhir, ia terus mencatatkan angka yang mengesankan dalam hal gol dan assist, menjadikannya salah satu pemain paling efektif di Premier League. Bahkan pada musim-musim di mana tim mengalami kendala performa secara keseluruhan, Salah senantiasa tampil sebagai sosok yang dapat diandalkan. Komitmennya di lapangan terlihat jelas dari etos kerja dan determinasi yang ia tunjukkan setiap pekan.
Selain produktivitas, Salah juga memberikan dimensi lain pada permainan Liverpool, seperti kecepatan, dribel, dan pemahaman taktis yang tinggi. Ia mampu menarik perhatian bek lawan, menciptakan ruang bagi rekan-rekannya seperti Sadio Mané di masa lalu atau sekarang untuk pemain baru. Liverpool telah mengandalkan kontribusinya untuk mengamankan gelar Liga Champions, Premier League, maupun piala domestik lainnya.
Adapun perannya di klub tidak hanya terbatas di lapangan. Salah menjadi salah satu wajah publik Liverpool di ranah global, membantu brand klub semakin mendunia. Popularitasnya di Timur Tengah dan Afrika Utara memberikan dampak signifikan bagi reputasi klub di wilayah tersebut. Hal ini telah membawa manfaat komersial yang tidak sedikit bagi Liverpool, di mana peningkatan penggemar global dapat dikaitkan dengan kehadiran pemain bintangnya.
Keputusan terkait kontrak Salah menjadi salah satu topik penting karena posisinya yang unik di klub. Selain kontribusi langsung di lapangan, keberadaannya memengaruhi ekosistem Liverpool secara keseluruhan, dari sisi olahraga hingga finansial.
Pengaruh Finansial dalam Mengambil Keputusan Kontrak
Keputusan Liverpool untuk memprioritaskan kontrak baru Virgil van Dijk atau Mohamed Salah tidak hanya didasarkan pada pertimbangan teknis dan taktis, tetapi juga pada aspek finansial yang kompleks. Klub sepakbola modern seperti Liverpool beroperasi dalam konteks ekonomi yang ketat, di mana alokasi anggaran untuk gaji pemain, bonus, dan transfer harus direncanakan secara rinci agar tetap kompetitif tanpa melanggar aturan Financial Fair Play.
Dalam konteks Van Dijk, sebagai salah satu bek terbaik dunia, permintaan harga pasar untuk pemain bertahan dengan kualitas seperti dia terus meningkat setiap tahunnya. Memperpanjang kontraknya sekarang dapat mencegah Liverpool menghadapi kenaikan gaji yang lebih besar di masa depan atau risiko kehilangan dia tanpa kompensasi finansial yang memadai. Selain itu, keberadaan Van Dijk dianggap sebagai elemen kunci dalam mempertahankan kestabilan lini pertahanan—area yang sering kali membutuhkan investasi signifikan untuk perbaikan jika performa mulai menurun.
Sementara itu, Mohamed Salah menawarkan tantangan berbeda. Sebagai salah satu pemain depan terbaik dunia, kebutuhan untuk mempertahankannya juga signifikan, terutama karena kontribusinya terhadap gol dan daya tarik komersial klub. Salah adalah figur sentral dalam pemasukan Liverpool dari sisi pemasaran dan sponsor. Namun, mempertahankan kontrak Salah memerlukan investasi jangka panjang yang substansial mengingat usia dan ekspektasi gaji yang premium. Risiko melepasnya juga bisa berdampak pada citra klub serta daya saing tim, yang pada akhirnya dapat memengaruhi penjualan tiket dan merchandise.
Manajemen finansial juga berperan dalam perencanaan jangka panjang. Liverpool harus menjaga keseimbangan pengeluaran agar memiliki ruang untuk mengembangkan bakat muda dan berinvestasi pada pemain baru. Oleh karena itu, setiap kontrak yang diperpanjang bukan hanya tentang nilai pemain di lapangan, tetapi juga tentang bagaimana keputusan tersebut memengaruhi keseluruhan kesehatan keuangan klub. Berbagai faktor ini saling bersinggungan, menciptakan tantangan strategis dalam menetapkan prioritas kontrak pemain utama.
Usia dan Masa Depan: Faktor dalam Mempertimbangkan Prioritas Kontrak
Usia pemain menjadi komponen kunci dalam evaluasi prioritas kontrak bagi klub sepak bola, termasuk Liverpool. Virgil van Dijk, yang lahir pada tahun 1991, memasuki usia 32 tahun pada 2023, sementara Mohamed Salah, kelahiran tahun 1992, hampir sebaya dengan berusia 31 tahun. Walaupun perbedaan usia mereka sedikit, dampak posisi bermain terhadap potensi umur panjang karier menjadi signifikan.
Sebagai bek tengah, van Dijk beroperasi dalam peran yang umumnya memungkinkan pemain untuk tampil lebih lama di level tertinggi dibandingkan dengan pemain di posisi menyerang. Bek tengah sering kali mengandalkan kecerdasan taktik, pengalaman, dan posisi tubuh dibandingkan ketergantungan penuh pada kecepatan atau stamina. Namun, warisan cedera yang dialami oleh van Dijk, khususnya cedera ligamen lutut pada tahun 2020, menjadi pertimbangan penting. Kebugaran jangka panjangnya harus menjadi prioritas di tengah usianya yang terus bertambah.
Di sisi lain, Mohamed Salah bermain di posisi yang sangat menuntut secara fisik, yaitu sebagai winger atau penyerang. Kecepatan, akselerasi, dan kemampuan menggiring bola yang menjadi kekuatan utama Salah cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Meski Salah dikenal memiliki pola hidup sehat dan profesionalisme tinggi dalam menjaga kebugaran, tantangan mempertahankan performa optimal di usia 30-an tetap nyata. Riwayat minim cedera serius membuat Salah sedikit lebih unggul dalam aspek ini dibandingkan van Dijk.
Liverpool juga harus mempertimbangkan aspek regenerasi tim. Prioritas pemberian kontrak tidak hanya ditentukan oleh kontribusi saat ini, tetapi juga oleh kemampuan pemain untuk tetap kompetitif, menginspirasi tim muda, dan mewujudkan visi jangka panjang klub. Oleh karena itu, kalkulasi usia serta potensi kontribusi dalam masa depan menjadi elemen esensial dalam menetapkan fokus perpanjangan kontrak.
Statistik dan Performa: Membandingkan Dampak van Dijk dan Salah
Ketika membandingkan pengaruh Virgil van Dijk dan Mohamed Salah terhadap performa Liverpool, kedua pemain ini memberikan kontribusi yang berbeda namun sama signifikan bagi tim. Statistik dan data performa dari masing-masing menunjukkan sejauh mana mereka telah menjadi pilar utama kesuksesan klub di bawah asuhan Jürgen Klopp.
Virgil van Dijk: Pilar Pertahanan
Virgil van Dijk menjadi katalis transformasi defensif Liverpool sejak kedatangannya pada Januari 2018. Statistik menunjukkan dampak langsungnya dalam meningkatkan ketahanan lini belakang tim:
- Clean sheet: Van Dijk berkontribusi pada lebih dari 40% clean sheet Liverpool di Premier League sejak ia bergabung, menjadikannya salah satu bek tengah paling konsisten di liga.
- Persentase duel udara: Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 70% dalam duel udara, van Dijk memastikan dominasi tim dalam situasi bola mati.
- Intersepsi dan tekel: Dia mencatat rata-rata lebih dari dua intersepsi per pertandingan, menempatkan dirinya di antara bek yang paling sulit dilewati penyerang lawan.
Tidak hanya itu, van Dijk juga memiliki kemampuan memimpin, yang menjadi penopang kekuatan mental tim di pertandingan-pertandingan penting.
Mohamed Salah: Mesin Gol dan Kreator
Sejak bergabung pada 2017, Mohamed Salah telah menghasilkan statistik fenomenal sebagai salah satu penyerang terbaik dunia. Di sisi ofensif, catatan performa Salah sulit ditandingi:
- Gol: Salah sudah mencetak lebih dari 180 gol di semua kompetisi untuk Liverpool, menjadikannya salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub.
- Asis: Dia juga telah memberikan lebih dari 60 asis di liga, menunjukkan kontribusinya tidak hanya dalam mencetak gol tetapi juga dalam menciptakan peluang bagi rekan setimnya.
- Pencapaian rekor: Salah adalah pemain tercepat di sejarah Liverpool yang mencetak 100 gol di Premier League, memperkuat statusnya sebagai ancaman utama di lini serang.
Konteks Performa
Van Dijk dan Salah membawa keunikan masing-masing ke dalam lapangan, mencakup dua aspek esensial: stabilitas pertahanan dan ketajaman serangan. Sementara van Dijk menjadi penjaga tangguh di lini belakang, Salah terus menjadi faktor penentu dalam urusan menjebol gawang lawan. Kontribusi keduanya memiliki peran krusial terhadap keberhasilan Liverpool memenangkan gelar Premier League 2019/20 dan Liga Champions 2018/19.
Kebutuhan Strategis Jurgen Klopp untuk Musim Mendatang
Dalam menghadapi musim mendatang, Jurgen Klopp dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan performa tim dan mengadaptasi strategi agar kompetitif di berbagai kompetisi. Keputusan strategis terkait kontrak pemain kunci seperti Virgil van Dijk dan Mohamed Salah menjadi krusial, mengingat kedua pemain berperan penting dalam struktur permainan Liverpool.
Fokus pada Pertahanan
Virgil van Dijk, sebagai pilar utama lini belakang, memiliki peran yang tak tergantikan. Klopp perlu memastikan pertahanan tetap solid di tengah meningkatnya tekanan taktis dari lawan di Liga Inggris maupun kompetisi Eropa. Kombinasi pengalaman dan kemampuan membaca permainan dari Van Dijk menjadi aset penting yang harus dijaga. Selain itu, Liverpool membutuhkan kedalaman skuad yang lebih baik untuk menghindari ketergantungan penuh pada satu pemain. Menambah pemain bertahan dengan kualitas yang seimbang akan mendukung rotasi, terutama selama jadwal padat.
Relevansi Serangan melalui Salah
Di sisi lain, Mohamed Salah tetap menjadi fokus dalam strategi serangan Liverpool. Kecepatan, teknik, dan kecerdasan taktisnya memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas gol tim. Klopp perlu mempertahankan kontinuitas Salah di lini serang sambil mencari cara untuk mengintegrasikan pemain muda atau opsi cadangan dalam skema permainan. Ini penting untuk mengurangi risiko kelelahan dan memastikan regenerasi tim tetap berjalan.
Kebutuhan Pemain Multifungsi
Selain Van Dijk dan Salah, Klopp diharap dapat memaksimalkan peran pemain yang mampu beradaptasi di berbagai posisi. Pemain multifungsi seperti Trent Alexander-Arnold atau Diogo Jota memberikan fleksibilitas taktis saat menghadapi situasi tertentu. Klopp dapat memanfaatkan kemampuan tersebut, baik untuk menyerang maupun bertahan, sembari mengembangkan potensi pemain yang telah bergabung.
Investasi Sumber Daya Akademi
Strategi jangka panjang juga mencakup investasi dalam akademi klub untuk menghasilkan pemain berbakat yang dapat memenuhi kebutuhan tim utama. Klopp perlu memastikan adanya kesinambungan antara gaya permainan tim utama dan pengembangan pemain muda, sehingga Liverpool tetap berada di jalur yang kompetitif. Stabilitas ini sejalan dengan visi klub untuk menjadi salah satu tim terkuat di Eropa.
Pemilihan pemain dan pendekatan taktis menjadi faktor penentu bagi Klopp untuk menjaga Liverpool berada di puncak permainan saat menghadapi tantangan musim depan.
Respon Fans Liverpool terhadap Isu Kontrak Keduanya
Isu kontrak Virgil van Dijk dan Mohamed Salah telah memicu perdebatan sengit di kalangan fans Liverpool. Para pendukung setia klub Merseyside ini memiliki pandangan yang beragam mengenai siapa yang seharusnya menjadi prioritas untuk diperpanjang kontraknya lebih dahulu. Di media sosial dan forum diskusi, respons penggemar menunjukkan tingkat emosi yang tinggi, mencerminkan pentingnya kedua pemain tersebut bagi tim.
Sebagian besar fans menyadari bahwa Virgil van Dijk memegang peran kunci dalam stabilitas lini pertahanan Liverpool. Banyak di antara mereka yang berargumen bahwa kualitas kepemimpinannya di lapangan dan pengalamannya sebagai bek tengah membuat kontraknya harus menjadi fokus utama. Pemain asal Belanda tersebut dianggap sebagai simbol ketenangan dan organisasi di lini belakang, yang menopang keberhasilan tim dalam beberapa musim terakhir.
Di sisi lain, kelompok fans yang mendukung Mohamed Salah menganggap kontribusi pemain Mesir itu tak tergantikan. Dengan statistik gol konsisten di setiap musim dan kemampuannya menciptakan peluang dari situasi sulit, Salah digambarkan sebagai motor serangan Liverpool. Bagi mereka, prioritas utama harus diberikan untuk memperpanjang kerja sama dengan salah satu pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub.
Terdapat juga suara netral dari fans yang meminta manajemen Liverpool untuk menangani isu ini secara bijaksana. Mereka menekankan pentingnya menjaga harmoni dalam skuad dan fokus pada perpanjangan kontrak keduanya tanpa memandang siapa yang lebih diutamakan. Hal ini menunjukkan bahwa konsensus kolektif lebih diinginkan daripada menciptakan perpecahan di antara para pendukung.
Reaksi yang beragam ini mencerminkan upaya para fans untuk mempertimbangkan kepentingan tim secara keseluruhan, sembari menjunjung tinggi pemain-pemain yang telah berjasa besar bagi sejarah klub Liverpool.
Dampak pada Pasar Transfer Jika Salah Satu Pergi
Jika Mohamed Salah atau Virgil van Dijk meninggalkan Liverpool, dampaknya pada pasar transfer akan menjadi sangat signifikan, tidak hanya bagi klub tetapi juga bagi liga dan ekosistem sepak bola global. Kedua pemain ini telah menjadi pilar utama Liverpool dalam beberapa tahun terakhir, dan kehilangan salah satu di antaranya akan menciptakan kekosongan substansial yang sulit diisi dalam waktu singkat.
Potensi Dampak Langsung pada Liverpool
- Kebutuhan Pemain Pengganti: Kehilangan Salah atau Van Dijk akan memaksa Liverpool untuk mencari pemain pengganti berkualitas tinggi. Misalnya, jika Salah hengkang, kebutuhan akan penyerang sayap produktif yang setara dalam hal kontribusi gol dan assist akan menjadi prioritas utama. Di sisi lain, kepergian Van Dijk akan mendorong Liverpool untuk mencari bek tengah dengan kemampuan kepemimpinan dan penguasaan bola yang serupa.
- Anggaran Transfer: Penjualan salah satu di antara mereka kemungkinan mendatangkan dana besar. Namun, harga yang harus dibayar untuk mendapatkan pemain pengganti berkualitas sering kali melonjak karena pengaruh nilai pasar dan kompetisi dengan klub lain. Liverpool harus berhati-hati dalam menginvestasikan pendapatan ini untuk memastikan keberlanjutan performa klub.
Dampak pada Klub Pesaing dan Liga
- Pelemahan Liverpool: Kepergian salah satu pemain kunci seperti Salah atau Van Dijk dapat memengaruhi keberlanjutan dominasi Liverpool di liga. Hal ini membuka peluang bagi klub pesaing untuk memperlebar kesenjangan atau merebut momentum di liga domestik.
- Dampak Global: Status Salah sebagai superstar global dengan basis penggemar luas, khususnya dari Timur Tengah, atau profil Van Dijk sebagai salah satu bek terbaik dunia, berarti transfer semacam itu akan membawa guncangan di luar pasar Inggris. Ini menciptakan transfer domino di antara klub-klub besar Eropa.
Ketergantungan Klub Lain
Selain itu, angka transfer besar yang biasanya dikeluarkan untuk merekrut pemain seperti mereka dapat memengaruhi kebijakan belanja klub lain, menciptakan inflasi harga di pasar transfer. Kepergian pemain bintang juga dapat memengaruhi kontrak sponsor, siaran televisi, hingga minat pemain lain untuk bergabung dengan Liverpool di masa depan.
Menavigasi Tantangan Kontrak di Tengah Tekanan Liga Inggris
Kompetisi Liga Inggris tidak hanya menuntut performa luar biasa di lapangan, tetapi juga manuver strategis di luar lapangan. Dalam konteks Liverpool, tekanan ini semakin meningkat seiring dengan pembahasan terkait kontrak pemain kunci seperti Virgil van Dijk dan Mohamed Salah. Keduanya merupakan pilar utama bagi skuad Jürgen Klopp, namun kondisi kontrak mereka menghadirkan tantangan tersendiri di tengah persaingan ketat liga.
Klub seperti Liverpool harus membuat keputusan sulit ketika menentukan prioritas perpanjangan kontrak. Faktor-faktor seperti usia, performa terkini, serta durasi kontribusi jangka panjang menjadi pertimbangan utama. Dalam kasus ini, Van Dijk, seorang bek tengah berusia 32 tahun, telah menunjukkan stabilitas sebagai pemimpin di lini belakang. Namun, usianya bisa menjadi tantangan bagi klub yang ingin memastikan investasi kontrak tetap efisien.
Di sisi lain, Salah telah menjadi sosok tak tergantikan dalam mesin gol Liverpool. Sebagai salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub, pemain asal Mesir tersebut tetap produktif meskipun telah memasuki usia 31 tahun. Liverpool menghadapi dilema untuk menjaga kestabilan lini serang mereka, sementara pada saat yang sama, mereka harus mempersiapkan rencana regenerasi untuk masa depan.
Manajemen kontrak menjadi semakin sulit di bawah tekanan finansial yang dihadapi banyak klub Liga Inggris. Kenaikan nilai pasar pemain dan persaingan dari klub-klub dengan dana besar menambah lapisan kompleksitas. Dalam situasi ini, Liverpool harus tidak hanya mempertahankan pemain andalan tetapi juga mengelola anggaran dengan cermat. Keputusan kontrak yang salah dapat berpotensi memengaruhi baik performa di lapangan maupun kesehatan finansial klub dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Siapa yang Harus Diprioritaskan dan Mengapa
Dalam menilai pilihan prioritas antara memperpanjang kontrak Virgil van Dijk atau Mohamed Salah, berbagai faktor perlu dipertimbangkan dengan cermat. Keduanya merupakan pemain kunci yang memberikan kontribusi signifikan bagi Liverpool, tetapi kebutuhan tim dalam jangka pendek dan panjang dapat menjadi pembeda dalam pengambilan keputusan.
Virgil van Dijk adalah pilar pertahanan Liverpool yang telah merevolusi lini belakang sejak kedatangannya pada 2018. Perannya melampaui sekadar bek tengah; ia adalah pemimpin dan sosok sentral dalam menjaga stabilitas permainan. Statistik menunjukkan bahwa kehadirannya mengurangi jumlah kebobolan secara signifikan, membuatnya menjadi jangkar pertahanan yang tidak tergantikan. Tambahan lagi, pengaruhnya dalam situasi bola mati, baik bertahan maupun menyerang, menjadikan dirinya aset yang sangat berharga.
Di sisi lain, Mohamed Salah adalah mesin gol Liverpool yang konsisten mencatatkan statistik impresif. Produktivitasnya di lini depan sangat menentukan kesuksesan Liverpool di berbagai ajang, baik domestik maupun Eropa. Salah juga seorang pemain yang fleksibel, mampu menciptakan peluang dari serangan balik dan situasi sulit. Dampaknya dalam menarik perhatian bek lawan memberikan ruang bagi rekan satu tim untuk berkontribusi.
Untuk memprioritaskan salah satu, pertimbangan usia juga memainkan peran penting. Salah telah memasuki usia 30-an, sementara Van Dijk hanya sedikit lebih tua. Namun, posisi bek tengah cenderung memungkinkan umur karier yang lebih panjang dibandingkan pemain dengan gaya eksplosif seperti winger.
Strategi jangka panjang klub mungkin akan menjadi kunci keputusan ini. Memilih siapa yang lebih krusial bagi proyek tim tidak hanya soal keterampilan individu, tetapi juga kecocokan terhadap visi Liverpool di masa depan.